Bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang baru bagi murid-murid kelas VII di awal tahun, sehingga kehadirannya di kelas begitu asing. Tujuan saya adalah menciptakan pembelajaran yang menarik dan nyaman, sehingga mereka dapat mengatasi rasa takut dan kesulitan dalam belajar bahasa Inggris. Meskipun mata pelajaran ini absen dalam kurikulum selama 10 tahun (tidak diajarkan di SD), saya bertekad memberikan pendekatan yang inovatif untuk menginspirasi minat belajar bahasa Inggris.
Murid-murid awalnya merasakan kecanggungan dan ketidakpastian dalam belajar bahasa Inggris. Beberapa di antaranya menunjukkan rasa takut bahkan ada yang jujur mengatakan “Ora bisa Bahasa Inggris bu” saat pembelajaran hendak dimulai. Sungguh sebuah tantangan bagi saya dalam mengajar anak-anak yang memiliki latar belakang yang berbeda dalam hal kemampuan dan minat. Beberapa tertarik dan aktif, sedangkan yang lain cenderung pasif atau bahkan mencari alasan untuk menghindar dari kelas.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, saya mengambil langkah audascius (berani) yaitu menerapkan pembelajaran penggunaan HP di kelas. Dengan merancang pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi, menggunakan PPT dan Classpoint, serta menyusun tujuan pembelajaran yang realistis. Saya fokus pada interaksi, dengan pertanyaan seperti "What do you breakfast?" yang membuat kelas lebih santai. Saya menggabungkan asesmen berbasis HP untuk meningkatkan partisipasi dan ekspresi murid.
Sebuah hasil yang sangat diluar ekpetasi saya. Pembelajaran menjadi hidup dan bersemangat. Murid-murid aktif berinteraksi dengan menggunakan HP, menciptakan gambar ekspresif dan merekam suara untuk menjawab pertanyaan. Kelas yang semula garing berubah menjadi tempat di mana ide dan semangat mengalir bebas. Waktu menjadi terasa cepat berlalu. Mereka bahkan bilang “ Bu besok pembelajarannya menggunakan HP lagi ya” . Saya menyadari bahwa kebahagiaan dalam belajar adalah sesuatu yang dapat kita ciptakan, dan saya senang bisa memberikan lingkungan yang mendukung untuk itu.
Kisah ini menggarisbawahi pentingnya beradaptasi dengan perkembangan zaman. Seperti kata-kata Ali Bin Abi Tholib, "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya." Saya memahami bahwa sebagai guru, tugas saya adalah membentuk pembelajaran yang cocok untuk generasi digital saat ini. Dengan memanfaatkan teknologi dan menciptakan suasana yang inklusif, saya telah melihat bagaimana belajar bahasa Inggris yang dulunya menakutkan, dapat menjadi pengalaman yang memikat dan menggembirakan bagi murid-murid saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar